Proses pembuatan
ulir bisa dilakukan
pada mesin bubut.
Pada mesin bubut konvensional (manual)
proses pembuatan ulir
kurang efisien, karena
pengulangan pemotongan harus dikendalikan secara manual, sehingga proses
pembubutan lama dan hasilnya kurang presisi.
Dengan mesin bubut
yang dikendalikan CNC
proses pembubutan ulir menjadi sangat efisien dan efektif, karena sangat
memungkin membuat ulir dengan kisar (pitch) yang sangat bevariasi dalam waktu
relatif cepat dan hasilnya presisi. Nama- nama bagian ulir segi tiga dapat
dilihat pada Gambar 5.
Ulir
segi tiga tersebut bisa berupa ulir
tunggal atau ulir ganda. Pahat yang digunakan untuk membuat
ulir segi tiga
ini adalah pahat
ulir yang sudut
ujung pahatnya sama dengan
sudut ulir atau
setengah sudut ulir.
Untuk ulir metris
sudut ulir adalah
60o, sedangkan
ulir Whitwoth sudut
ulir 55o.
Identifikasi ulir biasanya
ditentukan berdasarkan
diameter mayor dan
kisar ulir. Misalnya
ulir M5x0,8 berarti
ulir metris dengan diameter mayor
5 mm dan kisar (pitch) 0,8 mm.
Gambar 1. Nama – nama bagian ulir
Selain
ulir metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir Whitworth (sudut ulir 55o). Identifikasi
ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah ulir tiap inchi
.Misalnya untuk ulir Whitwoth 3/8” jumlah ulir tiap inchi adalah 16 (kisarnya
0,0625”). Ulir ini biasanya digunakan untuk membuat ulir pada pipa mencegah
kebocoran fluida).
Selain
ulir segi tiga, pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir segi empat (Gambar 2).
Ulir segi empat ini biasanya digunakan untuk ulir daya. Dimensi utama dari
ulir segi empat pada dasarnya sama
dengan ulir segi tiga yaitu : diameter mayor, diameter minor, kisar (pitch), dan
sudut helix. Pahat
yang digunakan untuk
membuat ulir segi
empat adalah pahat yang dibentuk (diasah) menyesuaikan bentuk alur ulir
segi empat dengan pertimbangan sudut helix ulir. Pahat ini biasanya dibuat dari
HSS atau pahat sisipan dari bahan karbida.
Gambar 2. Ulir segi empat
- Pahat ulir
Pada proses pembuatan
ulir dengan menggunakan mesin bubut manual
pertamatama yang harus
diperhatikan adalah sudut pahat. Gambar 3 ditunjukkan bentuk pahat
ulir metris dan
alat untuk mengecek
besarnya sudut tersebut
(60o). Pahat ulir
pada gambar tersebut adalah pahat ulir luar dan pahat ulir dalam. Selain
pahat terbuat dari HSS pahat ulir yang berupa sisipan ada yang terbuat dari
bahan karbida ( Gambar 4).
Gambar
3. Pahat ulir metris untuk ulir luar dan ulir dalam.
Gambar 4. Proses pembuatan ulir luar dengan pahat sisipan.
Setelah pahat
dipilih, kemudian dilakukan
setting posisi pahat
terhadap benda kerja. Setting ini
dilakukan terutama untuk mengecek posisi ujung pahat bubut terhadap sumbu mesin
bubut/ sumbu benda
kerja. Setelah itu
dicek posisi pahat
terhadap permukaan benda kerja , supaya diperoleh sudut ulir yang
simetris terhadap sumbu yang tegak lurus terhadap sumbu benda kerja (Gambar 5).
Gambar 5. Setting pahat bubut untuk proses pembuatan ulir luar
Parameter pemesinan
untuk proses bubut
ulir berbeda dengan
bubut rata. Hal tersebut terjadi karena pada proses
pembuatan ulir gerak makan (f) adalah kisar (pitch) ulir tersebut, sehingga putaran spindel tidak terlalu tinggi
(secara kasar sekitar setengah dari
putaran spindel untuk
proses bubut rata). Perbandingan harga
kecepatan potong untuk proses
bubut rata (Stright turning) dan
proses bubut ulit (threading) dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel
1. Kecepatan potong proses bubut rata dan proses bubut ulir untuk pahat HSS
- Langkah penyayatan ulir
Supaya dihasilkan
ulir yang halus
permukaannya perlu dihindari
kedalaman potong yang relatif
besar. Walaupun kedalaman
ulir kecil (misalnya
untuk ulir M10x1,5 , dalamnya ulir
0,934 mm) proses penyayatan tidak dilakukan sekali potong, biasanya dilakukan
penyayatan antara 5 sampai 10 kali penyayatan ditambah sekitar 3 kali
penyayatan kosong (penyayatan pada diameter terdalam). Hal tersebut karena
pahat ulir melakukan penyayatan
berbentuk V. Agar
diperoleh hasil yang
presisi dengan proses yang
tidak membahayakan operator
mesin, maka sebaiknya
pahat hanya menyayat pada satu
sisi saja (sisi potong pahat sebelah kiri untuk ulir kanan, atau sisi
potong pahat sebelah
kanan untuk ulir
kiri). Proses tersebut dilakukan
dengan cara memiringkan eretan
atas dengan sudut 29o. (Gambar 6) untuk ulir metris. Sedang untuk
ulir Acme dan ulir cacing dengan sudut 29o, eretan atas dimiringkan
14,5o.
Gambar
6. Eretan atas diatur menyudut terhadap sumbu tegak lurus benda kerja dan arah
pemakanan pahat bubut
Proses penambahan
kedalaman potong (dept of cut)
dilakukan oleh eretan atas .
Proses
bubut ulir dilakukan dengan cara :
- Memajukan pahat pada diameter luar ulir.
- Setting ukuran pada eretan atas menjadi 0 mm.
- Tarik pahat ke luar benda kerja, sehingga pahat di luar benda kerja dengan jarak bebas sekitar 10 mm.
- Atur handel kisar menurut tabel kisar yang ada di mesin bubut, geser handel gerakan eretan bawah untuk pembuatan ulir.
- Masukkan pahat dengan kedalaman potong sekitar 0,1 mm.
- Jalankan mesin sampai panjang ulir yang dibuat terdapat goresan pahat, kemudian hentikan mesin dan tarik pahat keluar.
- Periksa kisar ulir yang dibuat (Gambar 7) dengan menggunakan kaliber ulir (screw pitch gage). Apabila sudah sesuai maka proses pembuatan ulir dilanjutkan. Kalau kisar belum sesuai periksa posisi handel pilihan kisar pada mesin bubut.
Gambar 7. Pengecekan kisar ulir dengan kaliber ulir
- Gerakkan pahat mundur dengan cara memutar spindel arah kebalikan, hentikan setelah posisi pahat di depan benda kerja (Gerakan seperti gerakan pahat untuk membuat poros lurus).
- Majukan pahat untuk kedalaman potong berikutnya dengan memajukan eretan atas.
- Langkah dilanjutkan seperti no 7) sampai kedalam ulir maksimal tercapai.
- Pada kedalaman ulir maksimal proses penyayatan perlu dilakukan berulang-ulang agar beram yang tersisa terpotong semuanya.
- Setelah selesai proses pembuatan ulir, hasil yang diperoleh dicek ukuranya (Diameter mayor, kisar, diameter minor, sudut).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar